Hilangkang Stress dan Hidup Bahagia!!
1. Kemampuan vs Ketidak mampuan mengatasi stres/ tekanan.
Di bagian ini untuk lebih menggambarkan bagaimana kita mengatasi stres/ tekanan, kami tampilkan dua gambar. Pada gambar di bawah ini kita menunjukkan seorang pria yang membawa 4 beban besar .
Setiap beban yang di bawa orang itu berkaitan dengan masalah-masalah dalam hidup sbb :
- Anak Perempuan mengabaikan Sekolah.
- Bertengkar dengan pasangan
- Anak sedang sakit
- Kesulitan keuangan
Pikiran bawah sadar mampu menampung kecemasan hanya sampai pada tingkat tertentu. Hal ini tergantung pada kuantitas, intensitas dan durasi dari masalah yang dihadapi. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1A orang ini mampu mempertahankan sikapnya dengan sejumlah masalah / isu dalam hidup yang sedang dihadapi saat ini.
- Anak Perempuan mengabaikan studi / Sekolah.
- Bertengkar dengan pasangan
- Anak Lelaki sedang sakit
- Kesulitan keuangan
- Pepatah: Jerami terakhir yg mematahkan punggung onta – .Tidak mendapatkan promosi jabatan / Lupa menaruh ponsel seseorang
Seperti pada gambar 1B yang kedua, ketika kecemasan telah melampaui batas karena masalah tambahan seperti tidak mendapatkan promosi, manifestasi klinis (psikosomatis) dari stres/ tekanan menjadi kian jelas. Di sini, ‘tidak mendapatkan promosi ‘ menjadi pemicu / pepatah ‘jerami yang mematahkan punggung unta’ sehingga mendorong seseorang ke dalam keadaan pikiran negatif seperti depresi. Situasi sebagai pemicu / pepata: Jerami terakhir bisa berbeda-beda bagi tiap individu berdasarkan kepribadian masing-masing. Bisa saja masalah yang lebih berat seperti tidak mendapatkan promosi jabatan atau masalah yang lebih ringan seperti lupa menaruh ponsel. Kedua hal tersebut mampu mengarahkan seseorang pada titik kritis sehingga mendorong dia ke dalam keadaan depresi. Orang luar mungkin berpikir, bahwa reaksi seseorang tidak proporsional dalam masalah tersebut. Namun apa yang tidak mereka lihat adalah rangkaian peristiwa dan lapisan-lapisan masalah yang terjadi sebelum ‘ jerami terakhir’, yang akhirnya mendorong seseorang melampui batas menuju rasa depresi.
Ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi tekanan dan ketegangan mengakibatkan ketidak bahagiaan.
2. Hal apa yang mempengaruhi kita dalam mengahadapi stres di dalam kehidupan?
Kapasitas seseorang menghadapi kegelisahan tergantung pada berapa banyak energi yang tersedia untuk menghadapi tekanan. Energi mental yang tersedia bisa berkurang karena adanya sifat-sifat yang tidak diinginkan dalam kepribadian (kekurangan/ gangguan kepribadian) dan masalah yang belum terselesaikan.
- Kekurangan-kekurangan pada Kepribadian seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah sifat-sifat seperti marah, takut , malas , tidak tegas, berbohong, dan menjadi pesimis. Karakter-karakter yang tidak diinginkan menguras pikiran kita sepanjang hari merampok energi mental kita.
- Masalah yang belum terselesaikan mengacu pada insiden yang tidak menyenangkan di masa lalu, yang mana masih ditakuti dan yang menyebabkan seseorang cemas. Sebagai contoh, ketika seorang siswa gagal dalam ujian, itu menyebabkan dia sangat cemas dan depresi. Dia teringat bagaimana dia telah menderita dan takut akan gagal lagi dalam hidup, dia bisa kembali menderita seperti masa lalu. Jadi pikirannya terus terbebani dengan urusan yang belum selesai. Masalah yang belum terselesaikan juga mengkondisikan pikiran utuk bereaksi terhadap stres dan ketegangan hidup dengan cara tertentu. Dengan mengambil contoh yang sama, gagal dalam ujian yang mengakibatkan depresi, bisa juga memgkondisikan seseorang dalam bereaksi terhadap kegagalan dalam bidang lain juga, dalam bentuk depresi atau menjadi seorang pecandu. Memiliki daftar panjang apa yang harus dikerjakan, dapat menjadi penyebab ketegangan dan dapat menambah hal-hal yang belum terselesaikan.
Jadi ketika ada banyak kekurangan pada kepribadian dan beberapa urusan yang belum terselesaikan, maka lebih banyak energi mental yang digunakan untuk menetralkan kecemasan yang disebabkan oleh karakter tidak baik dan masalah yang belum terselesaikan. Sebagai akibatnya, setiap orang memiliki jumlah energi yang bervariasi untuk menghadapi tekanan yang sama. Oleh sebab itu, ketidakmampuan seseorang untuk mengatasi stres dalam hidup dan penyebab ketidak bahagiaan, terutama timbul dari sifat dasar yang tidak diinginkan di dalam kepribadian seseorang dan kecemasan yang disebabkan oleh peristiwa di masa lalu atau masalah yang belum terselesaikan.
3. Kepribadian sebagai penyebab stres
Hal penting lainnya untuk di kenali adalah bahwa situasi itu sendiri tidak pernah menimbulkan stress/ tekanan; hal ini tergantung pada bagaimana seseorang melihatnya. Cara seseorang memandang suatu peristiwa tergantung pada kepribadiannya, misalnya menghadiri pesta adalah suatu peristiwa yang biasa dinikmati oleh kebanyakan orang, tetapi bagi seseorang yang pendiam menghadiri pesta menjadi peristiwa yang penuh tekanan. Tabel berikut memberikan beberapa contoh bagaimana kualitas / sifat yang tidak diinginkan dalam kepribadian membuat suatu peristiwa menjadi tekanan.
sumber :
http://www.spiritualresearchfoundation.org/
Komentar
Posting Komentar